Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index

White Crime    
 

Tamsil dan Olly Akhirnya Bersedia Diperiksa KPK
Thursday 29 Sep 2011 17:55:40

Tamsil Linrung dan Olly Dondokambey (Foto: Istimewa)
JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Sikap Tamsil Linrung dan Olly Dondokambey akhinya melunak. Ia tidak lagi melawan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pasalnya, dua pimpinan Badan Anggaran (Banggar) itu telah bersedia memenuhi panggilan untuk dimintai keterangannya di hadapan tim penyidik. Hal ini disampaikan Karo Humas KPK Johan Budi SP di gedung KPK, Jakarta, Kamis (29/9).

Menurut dia, Tamsil Linrung dan Olly Dondokambey telah memastikan dirinya untuk hadir di KPK pada Senin (3/10) pekan depan. "Sudah ada konfirmasi, baik dari Pk Olly dan Pak Tamsil. Mereka akan hadir memnuhi panggilan KPK,” tandasnya.

Ia menjelaskan, dua pimpinan Banggar itu akan menjalani pemeriksaan lanjutan sebagai saksi dalam kasus percobaan suap di Kemenakertrans untuk memuluskan pencairan dana senilai Rp 500 miliar yang telah dianggarkan dalam Anggaran Pengeluaran dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) Tahun 2011. “Pemeriksaan lanjutan yang belum tuntas,” ungkap Johan.

Seharusnya, dua pemimpin Banggar datang ke KPK pada Rabu (28/9) kemarin. Tapi mereka beralasan belum menerima surat panggilan resmi dari KPK. Keduanya pun menolak mendatangi KPK. Bahkan, Tamsil menyatakan bahwa dirinya tidak pernah membuat kesepakatan adanya pemeriksaan lanjutan.

Sebelumnya, KPK melakukan penangkapan terhadap dua pejabat Kemenakertrans, yakni I Nyoman Suisnaya dan Dadong Irbarelawan dan seorang pengusaha, Dharnawati. Kedua pejabat Kemenakertrans tersebut diduga menerima uang senilai Rp1,5 miliar dari Dhanarwati selaku kuasa direksi PT Alam Jaya Papua. Uang itu diklaim Dadong akan diberitakan kepada Menakertrans Muhaimin Iskandar sebagai tunjangan hari raya (THR). (mic/spr)


 
Berita Terkait
 
 
Untitled Document

 Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Pledoi | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index


  Berita Terkini >>
 
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?
5 Oknum Anggota Polri Ditangkap di Depok, Diduga Konsumsi Sabu
Mardani: Hak Angket Pemilu 2024 Bakal Bikin Rezim Tak Bisa Tidur
Hasto Ungkap Pertimbangan PDIP untuk Ajukan Hak Angket
Beredar 'Bocoran' Putusan Pilpres di Medsos, MK: Bukan dari Kami
Pengemudi Mobil Plat TNI Palsu Cekcok dengan Pengendara Lain Jadi Tersangka Pasal 263 KUHP
Untitled Document

  Berita Utama >
   
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?
Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan
Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah
Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua
PKB soal AHY Sebut Hancur di Koalisi Anies: Salah Analisa, Kaget Masuk Kabinet
Sampaikan Suara yang Tak Sanggup Disuarakan, Luluk Hamidah Dukung Hak Angket Pemilu
Untitled Document

Beranda | Tentang Kami | Hubungi | Redaksi | Partners | Info Iklan | Disclaimer

Copyright2011 @ BeritaHUKUM.com
[ View Desktop Version ]